Senin, 14 November 2016

Vas Bunga Mama



Catatan Redaksi
Tema besar latihan menulis minggu ini tentang kejujuran, murid-murid saya bebaskan untuk bentuk dan jalan cerita, asalkan pesan yang disampaikan tak jauh dari tema kejujuran, setelah mendapat rangsangan berupa pembacaan cerita dari beberapa majalah anak yang bertema kejujuran, maka mereka langsung terpantik untuk menulis. Berikut salah satu tulisan murid ekskul Pencil, cerita ini menjadi pilihan minggu ini karena logika bahasa yang cukup baik, tanda baca yang sudah cukup baik juga, juga cara teknik menyisipkan pesan yang halus, tidak hanya menyentuh kejujuran hati, dicerita ini juga termuat gambaran kondisi harmoninya sebuah keluarga yang membuat orang lain iri. selamat membaca.



foto diambil dari :http://isamas54.blogspot.co.id/2015/11/macam-macam-bunga-potong.html


Vas Bunga Mama
Oleh: Balqis Nuha Shabira

“Bila, Mama ke rumah teman Mama dulu ya, ingat kalau mau main bola di luar rumah ya,” pesan Mama.
Setelah Mama pergi Bila melupakan pesan Mama, dia bermain bola di dalam rumah dengan kucing kesayangannya, si Whity.

Saat sedang bermain bola, tiba-tiba! “Prang…!!!” terdengar suara pecahan kaca yang berasal dari tempat vas bunga kesayangan Mama.  Bila kaget bercampur takut membayangkkan Mama memarahinya.
“Aduh bagaimana ini? bagaimana kalau Mama memarahiku ya,” tanya Bila dalam keadaan takut.

Bila berlari ke dalam kamarnya untuk berpura-pura tidur. Saat mamanya pulang. Bila mulai berpura-pura tidur. (kalian taukan rasanya membohongi diri sendiri, ada perasaan takut dan berdosa gitu teman-teman).
Saat makan malam tiba, Mama bertanya pada Bila, “Apakah kamu yang memecahkan Vas Bunga Mama? Tanya Mama penuh hati-hati.
“Hemm.. anu heh, tidak kok Ma, yang memecahkan itu si Whity,” Jawab Bila terdengar ragu.
Saat selesai makan malam, Bila pergi ke kamarnya dan langsung tidur, dalam tidurnya dia bermimpi buruk Vas Bunga Mama yang pecah bersatu lagi dan menjadi besar punya mulut dan mengejar Bila hingga Bila ditelan dan terkurung dalam Vas Bunga itu, dia menangis dan terbangun di tengah malam. Sekujur tubuhnya berkeringat dingin karena ketakutan.
Karena mendengar teriakan dari kamar Bila, Mama langsung menuju kamar Bila dan memeluk Bila,
“Ada apa bila?”
“Mama, bila mau minta maaf,”
“Maaf kenapa sayang?”
“Bila minta maaf Ma, bila sudah bohong,”
“Bila yang mecahin Vas Bunga Mama, bukan Whity” ucap bila sambil berlinang air mata.
Mama memeluk Bila dengan hangat, Mama dan Papa saling bertatapan seketika dan tersenyum menyiratkan suatu makna.
“Hemm… iya Mama sudah maafkan Bila, lain kali dengar nasehat Mama dan Papa ya, Vas Bunga itu memang kesayangan Mama, tapi kamu lebih berarti bagi hidup Mama dan Papa dibanding Vas Bunga itu,
“Vas Bunga itu  sudah pecah nanti Papa beli yang baru ya, hehe” Canda Mama sambil melirik Papa.
“Kalau barang yang rusak atau pecah bisa diganti, tapi kalau kamu yang rusak, nah mau cari ganti dimana? Emang ada gantinya di toko boneka,” ucap Mama mencairkan suasana.
“Iya Mama, terimakasih ya Ma,”
Mereka saling berpelukan.
“Nanti semua perobotan rumah Papa ganti yang pakek plastic semua, biar gak pecah, hhehehe”
Mama dan Bila saling melirik seperti bersepakat ingin melakukan rencana nakal.
“Keroyok papaaaaa!” ujar Mama. Mereka saling berguling-gulingan di tempat tidur Bila, perang Bantal dan sebagainya.
“Prang…..!”
“Kan pecah lagi deh, aduh tekor deh Papa kalau begini” ucap Papa sambil memegang kepalanya yang mulai jarang ditumbuhi rambut.
Mama dan Bila tersenyum kecut saat melihat lemparan bantal mengenai celengan Ayam jantan di kamar Bila.
“Ahaa, gak usah bingung, uang tabungan ini saja yang dijadikan untuk mengganti Vas Bunga Mama dan celengan baru Bila, kabur” ucap Papa sambil berlari keluar kamar.
“Kejaaaaar” ucap Bila dan Mama kompak.



Vas Bunga Mama
Oleh: Balqis Nuha Shabira

“Bila, Mama ke rumah teman Mama dulu ya, ingat kalau mau main bola di luar rumah ya,” pesan Mama.
Setelah Mama pergi Bila melupakan pesan Mama, dia bermain bola di dalam rumah dengan kucing kesayangannya, si Whity.

Saat sedang bermain bola, tiba-tiba! “Prang…!!!” terdengar suara pecahan kaca yang berasal dari tempat vas bunga kesayangan Mama.  Bila kaget bercampur takut membayangkkan Mama memarahinya.
“Aduh bagaimana ini? bagaimana kalau Mama memarahiku ya,” tanya Bila dalam keadaan takut.

Bila berlari ke dalam kamarnya untuk berpura-pura tidur. Saat mamanya pulang. Bila mulai berpura-pura tidur. (kalian taukan rasanya membohongi diri sendiri, ada perasaan takut dan berdosa gitu teman-teman).
Saat makan malam tiba, Mama bertanya pada Bila, “Apakah kamu yang memecahkan Vas Bunga Mama? Tanya Mama penuh hati-hati.
“Hemm.. anu heh, tidak kok Ma, yang memecahkan itu si Whity,” Jawab Bila terdengar ragu.
Saat selesai makan malam, Bila pergi ke kamarnya dan langsung tidur, dalam tidurnya dia bermimpi buruk Vas Bunga Mama yang pecah bersatu lagi dan menjadi besar punya mulut dan mengejar Bila hingga Bila ditelan dan terkurung dalam Vas Bunga itu, dia menangis dan terbangun di tengah malam. Sekujur tubuhnya berkeringat dingin karena ketakutan.
Karena mendengar teriakan dari kamar Bila, Mama langsung menuju kamar Bila dan memeluk Bila,
“Ada apa bila?”
“Mama, bila mau minta maaf,”
“Maaf kenapa sayang?”
“Bila minta maaf Ma, bila sudah bohong,”
“Bila yang mecahin Vas Bunga Mama, bukan Whity” ucap bila sambil berlinang air mata.
Mama memeluk Bila dengan hangat, Mama dan Papa saling bertatapan seketika dan tersenyum menyiratkan suatu makna.
“Hemm… iya Mama sudah maafkan Bila, lain kali dengar nasehat Mama dan Papa ya, Vas Bunga itu memang kesayangan Mama, tapi kamu lebih berarti bagi hidup Mama dan Papa dibanding Vas Bunga itu,
“Vas Bunga itu  sudah pecah nanti Papa beli yang baru ya, hehe” Canda Mama sambil melirik Papa.
“Kalau barang yang rusak atau pecah bisa diganti, tapi kalau kamu yang rusak, nah mau cari ganti dimana? Emang ada gantinya di toko boneka,” ucap Mama mencairkan suasana.
“Iya Mama, terimakasih ya Ma,”
Mereka saling berpelukan.
“Nanti semua perobotan rumah Papa ganti yang pakek plastic semua, biar gak pecah, hhehehe”
Mama dan Bila saling melirik seperti bersepakat ingin melakukan rencana nakal.
“Keroyok papaaaaa!” ujar Mama. Mereka saling berguling-gulingan di tempat tidur Bila, perang Bantal dan sebagainya.
“Prang…..!”
“Kan pecah lagi deh, aduh tekor deh Papa kalau begini” ucap Papa sambil memegang kepalanya yang mulai jarang ditumbuhi rambut.
Mama dan Bila tersenyum kecut saat melihat lemparan bantal mengenai celengan Ayam jantan di kamar Bila.
“Ahaa, gak usah bingung, uang tabungan ini saja yang dijadikan untuk mengganti Vas Bunga Mama dan celengan baru Bila, kabur” ucap Papa sambil berlari keluar kamar.
“Kejaaaaar” ucap Bila dan Mama kompak.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar