http://mazaaida.blogspot.co.id/2014/04/jangan-berhernti-bermain-hujan.html |
Bermain Hujan
Oleh:
Rafiqa Rahmayanti (5 Grozny)
Febri, seorang
anak kecil yang menyenangi keajaiban air hujan. Ada rasa tentram dan damai bila
hujan membasuh bumi.
Febri merengek
kepada Ibunya untuk memakai jas hujan, Ibu Febri melarang Febri untuk memakai
baju hujan, karena saat itu langit sedang cerah dan panas.
Karena tak
kunjung turun hujan beberapa hari ini, Febri jadi murung, dia selalu bertanya
pada Ayah dan Ibu, tentang kapan hujan akan turun.
Febri berdiri di
depan jendela dan melihat langit, dalam hatinya bertanya-tanya, bila agaknya hujan
akan turun.
Febri duduk di
depan pintu dan menatap langit. Awan –awan bagai bulu domba berterbangan di
atas sana. Dalam hatinya Febri masih bertanya-tanya, kapan agaknya hujan akan
turun.
Febri berlari
kelapangan, melihat orang bermain layangan, angin menerpa mengkibarkan rambut
dan pakaiannya, untuk sementara Febri lupa bahwa dia ingin bermain hujan.
Tak disangka
langit menjadi berwarna gelap. Febri berlari mendekati Ibunya dan bertanya,
apakah hujan akau turun sekarang. Ibunya menjawab iya.
Titik-titik dari
langit turun. Febri menadahkan tangan. Dia melompat kegirangan. Dan berlari ke
halaman rumah. Membiarkan dirinya basah kuyup diguyur hujan.
Ibu tersenyum
melihat kegembiraan Febri, ibu berteriak supaya Febri memakai baju hujannya,
tapi tak Febri hiraukan. Febri tetap saja berlari ke sana ke mari. Dia bermain
sampan-sampan dan air bendungan.
Keesokan paginya.
Ibu membuka pintu kamar Febri. Ibu terkejut sebab Febri bersuara parau, keningnya
panas. Ibu dan Ayah Febri pag itu langsung membawa Febri ke Puskesmas terdekat.
Untunglah bukan demam berdarah.
0 komentar:
Posting Komentar