Jumat, 23 September 2016

Bermain Hujan


Hasil gambar
http://mazaaida.blogspot.co.id/2014/04/jangan-berhernti-bermain-hujan.html



Bermain Hujan
Oleh: Rafiqa Rahmayanti (5 Grozny)
Febri, seorang anak kecil yang menyenangi keajaiban air hujan. Ada rasa tentram dan damai bila hujan membasuh bumi.
Febri merengek kepada Ibunya untuk memakai jas hujan, Ibu Febri melarang Febri untuk memakai baju hujan, karena saat itu langit sedang cerah dan panas.
Karena tak kunjung turun hujan beberapa hari ini, Febri jadi murung, dia selalu bertanya pada Ayah dan Ibu, tentang kapan hujan akan turun.
Febri berdiri di depan jendela dan melihat langit, dalam hatinya bertanya-tanya, bila agaknya hujan akan turun.
Febri duduk di depan pintu dan menatap langit. Awan –awan bagai bulu domba berterbangan di atas sana. Dalam hatinya Febri masih bertanya-tanya, kapan agaknya hujan akan turun.
Febri berlari kelapangan, melihat orang bermain layangan, angin menerpa mengkibarkan rambut dan pakaiannya, untuk sementara Febri lupa bahwa dia ingin bermain hujan.
Tak disangka langit menjadi berwarna gelap. Febri berlari mendekati Ibunya dan bertanya, apakah hujan akau turun sekarang. Ibunya menjawab iya.
Titik-titik dari langit turun. Febri menadahkan tangan. Dia melompat kegirangan. Dan berlari ke halaman rumah. Membiarkan dirinya basah kuyup diguyur hujan.
Ibu tersenyum melihat kegembiraan Febri, ibu berteriak supaya Febri memakai baju hujannya, tapi tak Febri hiraukan. Febri tetap saja berlari ke sana ke mari. Dia bermain sampan-sampan dan air bendungan.
Keesokan paginya. Ibu membuka pintu kamar Febri. Ibu terkejut sebab Febri bersuara parau, keningnya panas. Ibu dan Ayah Febri pag itu langsung membawa Febri ke Puskesmas terdekat. Untunglah bukan demam berdarah.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar