Senin, 14 November 2016

Vas Bunga Mama



Catatan Redaksi
Tema besar latihan menulis minggu ini tentang kejujuran, murid-murid saya bebaskan untuk bentuk dan jalan cerita, asalkan pesan yang disampaikan tak jauh dari tema kejujuran, setelah mendapat rangsangan berupa pembacaan cerita dari beberapa majalah anak yang bertema kejujuran, maka mereka langsung terpantik untuk menulis. Berikut salah satu tulisan murid ekskul Pencil, cerita ini menjadi pilihan minggu ini karena logika bahasa yang cukup baik, tanda baca yang sudah cukup baik juga, juga cara teknik menyisipkan pesan yang halus, tidak hanya menyentuh kejujuran hati, dicerita ini juga termuat gambaran kondisi harmoninya sebuah keluarga yang membuat orang lain iri. selamat membaca.

Share:

Sabtu, 24 September 2016

Best Friend Forever



Penulis: Sholahuddin
kelas: 4 shan’a

 Nama saya Deri, Deri pertama hari di kelas 6 SD guru meminta mengenalkan indesitas diri dimulai dari Deri.
“Nama saya Muhamad Deriwansyah dipanggil Deri saya dari kelas 5 Irak umur saya 11 tahun alamat Perum Serian Blok
F No.3,” kata Deri setelah semuanya mengenalkan indesitas diri.
Deri telah tau temannya ada Sabri, Gofur, Zafri, Firgi, Thoib, Farhan, Sudji, Afis, Baruk, Rizki dan Dafif yang akhwat (perempuan) Nali, Zhahro, Naila, Fitri, Nabila, Ria, Raza, Wafi, Qirin, Waro, Zahfira, Balqis.
 Deri  merasa senang, begitu juga dengan kawannya. Deri dan kawannya tetap senang bersama dan terpisah. Sabri adalah kawan terbaik deri kawan terbaik dan tidak tapi kawan selamanya.
Rizki menceritakan keluarga akan nambah 1. Deri memikirkan maksudnya ibu Rizki akan melahirkan bayi. Deri bilang, “Selamat ya Rizki,” Deri tahu teman lama atau baru jadi sahabat dan kelas 6 Afganistan kelas 6 lainnya bilang kelas best freind forever, karena Deri membuat ceria baik hati rajin dan kebaikannya dan Deri jadi ketua kelas.
 Orangtua Deri sangat bangga melakukan kebaikan di kelas lain  dan di rumah dan Deri membuat grup best friend forever dibagikan 8 gang, nama gangnya ketua gang 4 orang rupanya ketua gang Deri, Jamra, Feri, Gofar, Nabila, Zharo, Qilmis, Zofa. Kata Deri, “Sekarang pilih ketua grup” rupanya ketua Deri wakil ketua Gofar yang perempuan ketua Qilmis wakil ketua Zharo kelas 6 sangat saling berteman dan mungkin kelas 1,2,3,4 dan 5 mau masuk grup best friend forever kata Sabri mungkin kelas itu akan masuk nantinya baru 8 gang nanti 48 gang di sekolah sdit al-jainah. tamat.

Share:

Hutang


penulis: Sholahuddin Al-Ayyubi
kelas: 4 shan’a
Ada seorang laki-laki yang kaya bernama Hafriz tapi saudaranya keluarga besarnya ghorimin (ramai terkena hutang) .
Dia sering sholat ikshtirksyah sholat sunnah yang meminta petujuk kepada allah swt. Kapan saja dan dimana saja dia sholat ikstirksyah dan hafriz pun sholat teru-menerus tanpa henti sampai do’anya dikabulkan oleh allah swt.
Sampai hafriz punya ide dia memberi sedekah untuk orang miskin di bulan Ramadan sampai uangnya cukup setelah bulan Ramadan Hafriz pun telah memberi sedekah 34 orang miskin 52 orang fakir 60 panti asuhan,
Dia pun siap-siap sholat idul fitri setelah pulang sholat idul fitri hafriz pun duduk di sofa tak lama kemudian “tuk...tuk...tuk,” tedengar suara ketukan pintu.
 “Assalamualaikum,” kata amil (penerima zakat fitrah dan membagikan uang zakat fitrah).
 “Waalaikumsalam,” jawab Hafriz seraya membuka pintu.
 “Eh ustadz Fadri” kata Hafriz
“ Nih uang zakat fitrah dari muslim dan muslimah saya jadi amil zakat nih ambil uang yang diberikan  Rp.31.500.000, (tiga puluh satu juta lima ratus ribu rupiah).
“Kamukan ghorimin” kata ustadz Fadri.
“Terima kasih ustadz” kata Zafrih.
Zafrih hitung uang digabungkan akhirnya dia bisa membayar hutangnya.
Share:

Jumat, 23 September 2016

Hobi Amir





Hobi Amir
Oleh: M. Afif Rahman
Amir adalah anak yang tidak mempunyai hobi. Dia iri kepada temannya karena semua temannya mempunyai hobi. Seperti Mila, Mila hobinya memasak.
Kalau Abdul hobinya bermain bola. Amir bertanya kepada Abdul, “Abdul hobimu kan bermain bola, jadi apa yang membuatmu ingin jadi pemain bola?” kata si Amir dengan rasa heran.
Abdul pun menjawab pertanyaan Amir, “Pertama kali aku diajak Ayah menonton bola, jadi saya mau menjadi pemain sepak bola gitu,” kata Abdul dengan rasa gembira.
“Oh begitu ya,” kata Amir dengan rasa takjub.
Karena mendengar kata Abdul. Amir termotivasi untuk mencari hobinya. Amir sangat suka membaca buku. Lama-kelamaan dia tahu hobinya.
Hobinya adalah membuat cerita. Menulis. Setelah banyak membaca, Amir menemukan banyak ide berkeliaran di kepalanya. Amin menulis di buku lalu dipindahkan ke computer dengan bantuan abangnya. Hingga sekarang Amir sudah menerbitkan 3 buah buku cerita karangannya sendiri.
Bukunya dicetak banyak. Dan dibeli teman-temannya. Amir sangat gembira sekali. Orang-orang mau membaca bukunya. Kini Amir sering diundang sekolah-sekolah lain untuk memberikan tips menulis dan semangat menulis.
Share:

Bermain Hujan


Hasil gambar
http://mazaaida.blogspot.co.id/2014/04/jangan-berhernti-bermain-hujan.html



Bermain Hujan
Oleh: Rafiqa Rahmayanti (5 Grozny)
Febri, seorang anak kecil yang menyenangi keajaiban air hujan. Ada rasa tentram dan damai bila hujan membasuh bumi.
Febri merengek kepada Ibunya untuk memakai jas hujan, Ibu Febri melarang Febri untuk memakai baju hujan, karena saat itu langit sedang cerah dan panas.
Karena tak kunjung turun hujan beberapa hari ini, Febri jadi murung, dia selalu bertanya pada Ayah dan Ibu, tentang kapan hujan akan turun.
Febri berdiri di depan jendela dan melihat langit, dalam hatinya bertanya-tanya, bila agaknya hujan akan turun.
Febri duduk di depan pintu dan menatap langit. Awan –awan bagai bulu domba berterbangan di atas sana. Dalam hatinya Febri masih bertanya-tanya, kapan agaknya hujan akan turun.
Febri berlari kelapangan, melihat orang bermain layangan, angin menerpa mengkibarkan rambut dan pakaiannya, untuk sementara Febri lupa bahwa dia ingin bermain hujan.
Tak disangka langit menjadi berwarna gelap. Febri berlari mendekati Ibunya dan bertanya, apakah hujan akau turun sekarang. Ibunya menjawab iya.
Titik-titik dari langit turun. Febri menadahkan tangan. Dia melompat kegirangan. Dan berlari ke halaman rumah. Membiarkan dirinya basah kuyup diguyur hujan.
Ibu tersenyum melihat kegembiraan Febri, ibu berteriak supaya Febri memakai baju hujannya, tapi tak Febri hiraukan. Febri tetap saja berlari ke sana ke mari. Dia bermain sampan-sampan dan air bendungan.
Keesokan paginya. Ibu membuka pintu kamar Febri. Ibu terkejut sebab Febri bersuara parau, keningnya panas. Ibu dan Ayah Febri pag itu langsung membawa Febri ke Puskesmas terdekat. Untunglah bukan demam berdarah.
Share:

Rabu, 07 September 2016

Gara – Gara Zahra




By: Balqis Nuha Shabira
Gara – Gara Zahra

Aku berjalan sambil memegang tas dengan langkah tergesa – gesa menuju kelas V  Jeddah. V Jeddah itu adalah kelasku yang berada disebelah IV Riyadh.
“ Dila, kenapa kamu terlambat? “ Tanya Pak Farid tegas. Pak Farid adalah guru yang paling tegas di sekolahku, dia sangat ditakuti semua murid termasuk aku.
“ Sudah, cepat duduk, sekali lagi kamu telambat, akan dihukum keliling lapangan “, kata Pak Farid.
Aku berjalan menuju tempat dudukku. Tapi, belum sampai ke tempat duduk, ada yang menyandung kakiku dan akhirnya aku pun terjatuh.
“ Ha, ha, ha, makanya kalau jalan liat – liat dong “, ejek Zahra.
“ Huh, kan aku sudah lihat, kamu aja yang sengaja “ kataku sambil berteriak.
“ Maca cih “, kata Zahra sok imut.
“ Jangan sok imut deh, lebay amat “, kataku ketus.
“ Sudah – sudah, kalian ini bikin rusuh ya! Bapak  kasih hukuman buat kalian. Dila, kamu Bapak hukum keliling lapangan 5 kali, dan kamu Zahra, Bapak hukum membersihkan 10 WC yang ada di sekolah kita sampai bersih “, kata Pak Farid memberi hukuman.
Aku dan Zahra berjalan keluar kelas dan menjalankan hukuman masing – masing. Lapangan disekolahku luas sekali, luasnya kira – kira 1 Km.  
“ Hosh, hosh, hosh, capek sekali sampai – sampai rasanya ingin pingsan. Huh, gara – gara Zahra, aku jadi dihukum deh “, kataku pada diri sendiri. Kalau saja aku tidak terlambat, ceritanya tidak mungkin begini. Berarti untuk selanjutnya, aku harus lebih awal mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.  
Aku lihat, anak – anak banyak keluar kelas, tenyata ini sudah waktunya istirahat. Aku berlari menuju kelasku untuk mengambil air minumku. Setelah sampai di kelas, aku berjalan ketempat dudukku dan meraih botol berwarna hijau tosca. Aku meminum air yang ada didalam botol itu hingga setengah. Setelah itu, aku pergi ke kantin tempat sahabatku berada. Oh iya, nama sahabatku itu Aliya, Ira, Lina, dan Rana.
Sesampainya di kantin, aku memesan bakso dan milkshake rasa strawberi, setelah itu aku menghampiri meja sahabatku Setelah sampai disana, aku duduk dan bercanda bersama sahabatku sambil makan.
Tet! Teet! Teeet! Bel tanda istirahat selesai  berbunyi sangat nyaring.
Semua murid termasuk aku dan sahabatku berlarian menuju kelas masing – masing. Sesampainya di kelas, kami duduk dibangku masing – masing. Tidak lama kemudian, Bu Sahlah masuk ke kelas dan memulai pelajaran bahasa inggris. Kami memperhatikan pelajaran dengan serius.
Tet! Teet! Teeet! Tidak terasa bel tanda pulang berbunyi.aku dan murid – murid lainnya berhamburan keluar kelas dan menuju jemputan masing – masing. Aku melihat mobilku yang berwarna silver dengan nomor polisi BP 3005 BS didepan gerbang,  aku menghampiri mobilku dan memasukinya. Tidak lama kemudian, terdengar mesin mobil dinyalakan. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di rumahku sekitar 1 jam.
Sebenarnya, tentang kejadian tadi itu, aku kapok deh disuruh keliling lapangan, lain kali aku tidak mau cari gara – gara lagi deh sama Zahra.  Oh iya, aku baru ingat sekarang, kalau Zahra itu suka cari gara – gara sama orang yang tidak pendiam seperti aku ini, He, he, he. Sudah dulu ya, aku capek nih. 
Share:

Jumat, 02 September 2016

Kenapa harus pakai kacamata?!





Kenapa harus pakai kacamata?!
Oleh: Hanna Khairunnisa

Hai!!!,namaku Joly.Aku duduk dikelas 4.Saat bel pulang berbunyi,aku langsung pulang kerumah berlari dengan terburu buru. Sesampainya  aku dirumah aku mengucapkan salam,”assalamualaikum!!!”ucapku.Aku pergi kekamar mandi .Aku mandi dengan cepat.Setelah mandi aku langsung memakai bajuku lalu aku makan.
Aku langsung pergi kekamar.Aku membuka sebuah laci.Laci itu berisi sebuah laptop milikku.Aku membuka google.Aku menulis www.you tube.com
Aku ingin menonton Doraemon .Aku nonton terlalu lama.Mataku pedih,penglihatan ku mulai kabur.Aku pergi keruangan ibu segera membilang kepada ibu mataku pedih.Ibuku mengajakku kedokter mata supaya bisa diperiksa.
Aku ketakutan.Sesampainya dirumah sakit.Aku dan ibu pergi keruang dokter mata.Aku di suruh  mem baca beberapa huruf.Tapi rupanya aku harus memakai kacamata.Aku dan ibu pergi ketoko kacamata.Disana ada berbagai jenis kacamata
Aku memilih kacamata bewarna unguIbu membayarnya.Lalu kami pulang esok harinya  aku segera mandi lalu makan.Aku mengambil tasku dan mengambil tas dan memakai kacamata.Aku mengambil sepedaku lalu pergi menuju kesekolah.
Aku sedikit gugup masuk ke kelas,Aku takut karena nanti diejek.Ternyata mereka tidak mengejekku malah sebaliknya mereka memujiku.Sekarang aku berjanji pada ibu tidak bermain laptop terlalu lama.
Share:

The Crazy Camp




The Crazy Camp
Oleh: Hanna Khairunnisa

Tokoh:Lila dan Meli
Setting/tempat:taman griya camp
Kring!!!, oh hp ku berbunyi. Ternyata Lila menelpon, ”halo? hai Lila aku mau pergi kemping, mau ikut gak?” tanyaku kepada Lila. “Aku mau ikut sih, tapi aku tanya mama dulu, oke tunggu sebentar ya!” jawab Lila. Setelah beberapa saat Lila beteriak gembira sambil berkata; ”mama sudah membolehkan yee..!!!!, kita berangkat besok ya, oke”. Keesokan harinya, “tiiiittt!!!”, terdengar mobil Meli berbunyi dari luar. ”Hai Lila”, sapa Meli. “Hai meli, selamat pagi mama Meli”, jawabku. “Ayo kita berangkat”, kata Meli. Selama dijalan aku melihat Meli tidur, aku mengambil beberapa foto meli yang lagi tidur. Sesampainya di tempat kemping kami langsung membangun tenda untuk berkemah. Ketika malam tiba kami memasak sosis untuk makan malam. Kami memasak sosis sendiri-sendiri sesuai kesukaan. Tetapi saat sedang masak sosis Meli ketiduran lagi. Ketika saya sedang makan sosis yang saya masak tadi, Meli terbangun dan dia melihat sosisnya rasanya sudah seperti gosong dan akhirnya kamipun terpaksa makan sosis yang saya masak untuk kami berdua. Setelah selesai makan, kami pun tidur. Keesokan harinya kami pergi main kesungai. Aku dan  Meli sangat asyik berenang. Ketika Meli duduk diatas batu, aku berenang kebelakangnya, kemudian aku mendorong Meli dari belakang. Dia jatuh kedasar sungai, untung sungainya dangkal. Meli tampak terkejut dan dia berusaha membalas. Setelah itu kami mengganti baju lalu makan pagi. Setelah makan kami melakukan beberapa aktifitas. Pertama kami melakukan permainan mencari bendera, lalu kami bermain melintasi sungai memakai tali. Kemudian kami bermain flyng fogs. Kami berdua sangat menikmati kegiatan kemping yang sedang berlangsung. Setelah hari menjelang sore kami bersiap-siap untuk pulang. Kami langsung pergi kemobil. Mama Meli kemudian menghidupkan mobil. Brum…., brum…, sampai jumpa lagi kami pulang.
Share:

Kumpulan Cerpen Pemanang Lomba Cerpen Anak




Langit Jingga Ibu
Cerpen Ayesha Kamila Rafifah
Rinai-rinai hujan tersingkap
Gerimis minggir mengucap permisi
Awan-awan hitam bergerak
Berarak meninggalkan kampung
Dalam keheningan aku menatap
Sinar jingga kemerahan lembut
Menyongsong roda hidup baru
Yang bahagia, bahagia, selamanya.
***
“Ibu?” Aku melongokkan kepala ke dalam bilik dapur yang sempit. Ibu sedang sibuk mengukus kue-kuenya ketika menoleh padaku dengan tatapan bertanya.
“Tempat pensilku yang lama sudah rusak. Bisa tolong belikan yang baru?” Aku mengangkat tempat pensil putihku yang sudah kecokelatan, memperlihatkan bagian resletingnya yang rusak.
Ibu tersenyum kecut. “Belum bisa, Sayang. Uang yang kita punya habis untuk biaya sekolahmu dan adikmu. Lagipula, kemarin kan kamu sudah dibelikan tas baru,” ujar beliau, menata beberapa kue ke tampah —nampan besar yang biasa digunakan ibu untuk menjajakan kuenya.
“Tapi teman-teman Rieska banyak yang sering gonta-ganti tempat pensil! Lagipula wajar dong Rieska minta dibelikan lagi tempat pensil, yang satu ini rusak resletingnya,” balasku kesal, menunjukkan resleting tempat pensilku.
“Nanti ya, Nak. Sekarang pakailah dulu tempat pensil yang ini. Kalau ada uang akan langsung Ibu belikan,” kata ibu menatapku. Aku mendesah kesal, berbalik arah, lalu masuk ke kamar tidurku dan adikku.
Namaku Rieska Alvani, dan aku punya keluarga yang begitu miskin.
 
***
“Lho, masih belum diganti, Ries?” tanya Qiran, memiringkan kepalanya menatap tempat pensilku. “Kamu belum bilang kepada ibumu?”
“Oh, sudah kok,” jawabku buru-buru. “Katanya besok mau dibeli. Aku sudah pesan dibelikan yang gambar Hello Kitty lho, yang kantongnya ada dua. Keren banget, deh!” tambahku berbohong, berusaha kelihatan ceria.
“Wah, iyakah? Nanti aku juga mau deh yang seperti itu,” Qiran tampak berpikir. Aku tertawa kecil, buru-buru mengalihkan topik pembicaraan sebelum Qiran membahas lebih banyak lagi.
Huh, gara-gara ibu, aku terpaksa harus berbohong pada Qiran. Kenapa sih ibu sebegitu pelitnya sampai membelikan tempat pensil saja tidak bisa?
Namaku Rieska Alvani, dan aku adalah sang pemakai topeng.
***
Share:

Jumat, 26 Agustus 2016

Little Red Riding Hood






Little Red Riding Hood
Tugas merangkum cerita oleh: Hanna


                Pada   di sebuah desa hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri atas  ibu dan anak. Mereka selalu  hidup saling membantu. Pada suatu hari ibu sedang memasak kue untuk nenek,ibu menyuruh tudun merah. Mengantar kue itu ke pada nenek. Di tengah perjalanan ,tudung merah menemukan sebuah bunga aster putih.
            “Hmm…. Harumnya aku akan petik beberapa  bunga –bunga Aster ini.” Ucap tudung merah. Setelah itu tudung merah berjalan lagi. Dan setelah beberapa saat tudung merah melihat ada dua kelinci sedang berlarian.
“Wah ada kelinci …..” Tudung merah pun berlarian berusaha  menangkap kelincinya.
Akhirnya tudung merah berhenti menang kap kelincinya. Tudung merah kebingungan harus berjalan kemana?
“Hmm… aku harus berjalan kemana?”tiba tiba
Srek !”Siapa itu!?”rupanya ia adalah serigala jahat
”Kau mau ke mana gadis muda?”
“Aku ingin kerumah nenek ku apa kau tahu?” ucap tudung merah.
“Di sebelah sana gadis muda…”kata srigala jahat.
”Terimakasih”
Dan akhirnya  dia menemukan rumah  nenek ternyata serigala itu  serigala baik. Hanya  orang yang mengira dia serigala jahat.


Share:

Pensil Misteri






Pensil Misteri
Oleh : Kamilia Rafa Insani

Saat aku menulis memakai pensil baru,pensil baruku cantik warna-warni gumamku. Dia menulis sepanjang hari sampai waktu malam,ia tertidur lelap, tiba-tiba pensil Itu bergerak sendiri dan mencoret-coret wajahku,tiba pagi,aku mandi,setelah mandi. Ku langsung salam umi dan berangkat naik sepedah,saat disekolah kawan-kawanku. Bersikap aneh padaku.Aku ditertawakan semua orang,saatku menuju ketempat. Sahabatku,sahabat-sahabatku tertawa melihatku.
“Kenapa sih semua tertawa?
“Engak papa, hihihi” ucap Aisyah
Share:

Selasa, 23 Agustus 2016

Sakit Gigi




Oleh: Qonita Qobila
Nyam  nyam ….
Nina melahap permen coklatnya sampai habis tiada sisa.tante jesica,tantenya nina yang baru saja datang dari prancis,membawa banyak oleh-oleh permen lollipop dan permen coklat untuknya.bahkan kakak perempuanya nina,kak septi yang sejak tadi iri karna melihat adiknya yang sedang makan coklat dan lollipop.
Share:

Ulang Tahun Adinda


http://badutulangtahun.com/sewa-paket-jasa-badut-ulang-tahun-anak-murah-badut-ultah-di-bota-bengkulu


Oleh: Qonita Qobila
Burung berkicau sangat merdu seakan merdu. azan subuh terdengar ditelingaku adinda.alaram berbunyi kencang.kring…kring…kring….
     Adinda mematikan alaram,lalu beranjak bangun dari tempat tidurku.adinda bangun pukul 5 pagi,dan adinda segera berwudhu dan melaksanakan sholat subuh.
Adinda Fatimah salsabila,anak yang ramah,dan selalu ceria,
Cukup cerdas,dan bercita-cita menjadi hafizah.
Hari ini tanggal 29 july,hari ulang tahun ku 2 agustus.aku ingin sekali dirayakan bersama keluarga.
waktu begitu cepat berlalu.
Sekarang 30 July,tinggal 2 hari lagi,adinda berulang tahun.
TING…TONG…suara bel berbunyi,tanda dimulainya pelajaran,adinda pun masuk kelas dan duduk dikursinya.

Share:

Pengumuman Gembira




Oleh: Qonita Qobila

Pagi yang cerah.matahari mulai menampakan diri.cerahnya pagi mendorongku untuk segera bangun dari mimpiku.aku membuka jendela kamarku.dan melihat jam.
Ternyata sudah pagi, jam menunjukan  ke pukul 06:05.aku bergegas untuk ke kamar mandi,Byur.Byur.Byur  terdengar suara percikan air dari kamar mandi.setelah aku mandi aku memakai seragam baju pramuka dengan topi,kacu,dan serba lengkap

Share:

Keberuntungan Arlina


Sumber Gambar: https://lampukecil.com/2014/10/12/50-gambar-ilustrasi-kartun-lucu/gambar-ilustrasi-kartun-lucu-5/

Oleh: Qonita Qobila

Tap…tap…tap…suara arlina berjalan menuju sekolah betapa semangat arlina menuju sekolah,tiba-tiba arlina menemukan cincin di tepi jalan,arlina pun mengambil cincin itu,dan memasangkan nya ke jari manis.
“selamat pagi semuanya sapa arlina….
“selamat pagi juga.jawab teman-teman arlina
“wah tumben ceria.tanya sasya
“iya dong tadi aku jumpa cincin ini di tepi jalan.waw suara teman arlina yang iri
“wah beruntung sekali kamu.sasya menjawab
“iya dong rezeki anak sholeha.arlina menjawab dengan sombong
“aduh arlina kok aku jadi mau muntah ya gara-gara aku dengar kan kamu bicara.
“enak aja aku bicara serius nih.iya iya
“tapi menurut penelusuran gadget-ku sih cincin ini bisa membawa keberuntungan tapi tidak bisa dipastikan.
TING…TONG
Share:

Cita-Citaku


Oleh: Qonita Qobila
Pagi di sekolah,
TING…TONG,bel sekolah berbunyi menandakan masuk waktu belajar,
Kami langsung duduk,dan mendengarkan ustazah yang ada di depan,
“Selamat pagi anak-anak,ucap ustadzah.
“selamat pagi jugaustadzah,kami menjawab serentak.
“kita akan membahas tentang cita-cita,ustadzah menerangkan.
“ustadzah saya cita-citanya mau menjadi dokter .seru nita.
“wah bagus itu nita.puji ustadzah. Besok ustadzah mau kalian mengerjakan PR tentang cita-cita ya .
“Siap ustadzah,lagi-lagi kami menjawab serentak. Tiba-tiba
TING… TONG, suara bel pulang berbunyi,menandakan waktu pulang dan berakhirnya pelajaran.
Share:

MENEMUI ANAK KUCING



Oleh: MUHAMMAD AFIF RAMAN

Sumber Gambar : http://katamutiaradewi.blogspot.co.id/2011/02/hanya-seekor-anak-kucing.html

Kelas: 4 SHAN’A

Namaku Nira, Nira suka membuat cerita dan memelihara anak kucing. Tapi nira belum punya anak kucing,Nira sudah menyimkan nama yang mau di beri. Tiba-tiba temannya nira yand bernama rizki, Rizki mau mengajak nira main di taman.

Nirapun pergi bersama rizki, Saat lagi perjalanan ke taman nira menemui anak kucing di gang anak kucing itu  berwarna coklat dan putih. Nira sengera mengambil anak kucing itu,Nira tidak jadi berimain di taman rizki meninggalkan nira yang bersama anak kucing itu.

Share:

MAIN DI POHON APEL

http://forkita.tp.ub.ac.id/kisah-seorang-anak-dan-pohon-apel.html

PENULIS: MUHAMMAD AFIF RAHMAN

KELAS: 4 SHAN’A

Namaku dani, Dani sedang berssantai bersama abangnya yang bernama rafi, Mereka berdua bersantai di atas pohon apel yang sangat tinggi. Mereka berdua pernah barek di rumput yang sangat hijau mereka saling meliat awat yang  bermacam-macam bentuk. Kadang-kadang mereka berdua perdah sampai tertidur di atas pohon apel yang sangat tinggi tadi. Kalau mereka lapar mereka berdua mengambi buah apel.

Share:

Kamis, 18 Agustus 2016

Ucapan yang Mampu Mengubah Sejarah

Pada Perang Badar, Rasulullah saw. menyampaikan sebuah khotbah yang indah dan penuh makna. Sebuah khotbah yang bisa menjadikan surga begitu tampak dekat sekali bagi orang-orang yang merindukan kebahagiaan sejati. Sebuah khotbah yang menjadikan hidup bersama orang-orang yang mencintai dunia tampak sebagai sesuatu yang memuakkan dan menyebalkan di mata mereka. Sebuah khutbah yang menjadikan kematikan dan syahid di medan peeperangan adalah sesuatu yang sangat remeh bagi  orang yang memang menginginkannya. Orang-orang mukmin pun lantas saling berebut untuk meraih kandungan khotbah beliau tersebut. Ketika mereka sedang bertempur dengan para musuh, maka seolah-olah mereka seperti orang-orang yang sedang masuk dalam pintu-pintu surga yang berjumlah depalan. Ketika mereka sedang bertempur  melawan kaum kuffar, seolah-olah mereka sedang mengelilingi nikmat yang banyak. Ketika mereka sedang memenggal kepala-kepala para penyembah berhala, seolah-olah mereka sedang menenggak gelas-gelas yang penuh berisi minuman di dalam surge ‘Adn.
Sehari menjelang perang Uhud, Rasulullah saw. Menyampaikan sebuah khutbah. Setelah mendengar khutbah tersebut, para sahabat menolah jika harus berdiam saja dalam kota Madinah,  mereka langsung bergegas berangkat menuju ke Gunung Uhud, dengan khutbah Rasulullah saw, yang masih terngiang di telinga mereka. Seola-olah khotbah tersebut bagaikan kelompok-kelompok pasukan terdepan, bagaikan bendera-bendera perang yang dibawa oleh para tentara.
Share:

Sabtu, 13 Agustus 2016

Guru Cerdas Mengendalikan Kendala



gambar: Kamera SDIT As-Sakinah Tanjungpinang


Pagi begitu cerah meneteskan beribur bulir kecerian di mata murid-murid. Tapi seorang guru, wajahnya seperti dilanda cuaca yang berbeda, mendung murung, tampak dia kurang tidur, begitu kontras dengan suasana sekolah yang bertabur ceria, seharusnya dia juga menghadirkan diri ke sekolah itu dengan sikap tubuh yang tak kalah semangat pula. Jam digital di finger printing membentuk angka 08:00 wib, dia telat – begitu banyak menit yang memotong gajinya bulan ini. Mengapa dia tak bersemangat akhir-akhir ini, itulah pertanyaan yang hadir di hati kepala sekolah, dan beberapa guru wali kelas yang saat mata pelajarannya dia tidak masuk, apa yang menyebabkan guru ini bersikap seperti ini?
Dia dipanggil ke ruang kepala sekolah setelah mata pelajaran pertama.  Setelah bersalaman dan sedikit senyum pengantar maka terjadilah dialog yang gerah dan sedikit canggung di ruangan ber- AC itu.
“Kenapa tak hadir pengajian rutin tadi malam dik?,” Kepala sekolah mengganti kata sapaan hangat kepada guru yang ia ayomi itu.
 “Tidak ada, saya sedikit kecapaian, saya tertidur lebih awal tadi malam,” jawab guru itu dengan serba salah memilih kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan yang mudah tapii sulit dijawab.
Share: